Kegiatan ini berlangsung di rooftop Lantai 4 Gedung Fakultas Syariah dengan diikuti oleh mahasiswa dan dosen dalam suasana khidmat dan penuh semangat ilmiah.
Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Program Studi HKI, Bapak Luqman Haqiqi Amirullah, M.H., yang menyampaikan pentingnya integrasi teori dan praktik dalam pembelajaran hukum Islam, khususnya dalam konteks ilmu falak dan rukyah. Ia juga mengapresiasi semangat kolaboratif antara dosen dan mahasiswa yang telah menjadikan acara ini tidak hanya sebagai momen rukyat resmi, tetapi juga sebagai ajang edukatif yang berkesan.
Sesi materi disampaikan oleh Bapak Muhammad Farid Azmi, M.H., dosen Ilmu Falak Fakultas Syariah yang sekaligus menjadi narasumber utama. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan pentingnya metode rukyatul hilal dalam penetapan kalender hijriah, serta memperkenalkan penggunaan alat bantu seperti teleskop dan theodolite yang digunakan untuk mengukur sudut azimut dan altitude hilal.
“Hari ini kita tidak hanya menyaksikan rukyat untuk penetapan awal bulan Dzulhijjah, tetapi juga belajar bagaimana mengoperasikan alat observasi secara langsung. Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi pengalaman ilmiah yang membentuk karakter akademik kita,” terang beliau. Keistimewaan kegiatan ini semakin bertambah karena pelaksanaannya bertepatan dengan fenomena istiwa a‘zam, yakni saat matahari tepat berada di atas Ka'bah. Momen ini menjadi sarana belajar tambahan bagi mahasiswa dalam memahami arah kiblat secara astronomis. Setelah sesi materi dan diskusi, acara dilanjutkan dengan praktik langsung rukyatul hilal. Peserta belajar cara mengatur teleskop melalui fitur star book, mulai dari memasukkan data lokasi, tanggal, waktu, hingga arah pengamatan. Praktik dilanjutkan dengan proses pengamatan hilal untuk penetapan resmi 1 Dzulhijjah.
Kegiatan berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme. Para peserta tampak serius dan semangat mengikuti setiap arahan. Banyak dari mereka mengaku baru pertama kali melihat dan menyentuh langsung alat-alat rukyat, yang selama ini hanya mereka pelajari di dalam kelas. Salah satu peserta, Mahasiswi Prodi HKI, menyampaikan kesannya, “Kegiatan ini sangat membuka wawasan saya. Kami tidak hanya tahu teori, tapi benar-benar diajak praktik langsung melihat hilal dan memahami proses penetapannya. Ini pengalaman yang sangat berharga.”Melalui kegiatan ini, Fakultas Syariah UIN Gus Dur berharap dapat terus memperkuat pemahaman mahasiswa dalam bidang falak dan hukum Islam. Ke depan, pelatihan seperti ini diharapkan dapat menjadi program berkelanjutan yang dikembangkan lebih luas, baik dalam lingkup kampus maupun kerja sama antarinstansi.